Catching Fire

Flash


widgeo.net

Selasa, 17 September 2013

Rencana Tuhan Itu Indah pada Waktunya

Ada seorang anak laki-laki yang
berambisi bahwa Suatu hari nanti
ia akan menjadi jenderal Angkatan
Darat. Anak itu pandai dan
memiliki ciri-ciri yang lebih
daripada cukup untuk dapat
membawa nya kemanapun ia mau.
Untuk itu ia bersyukur kepada
Tuhan, oleh karena ia adalah
seorang anak yang takut akan
Tuhan dan ia selalu berdoa agar
supaya suatu hari nanti impiannya
itu akan menjadi kenyataan.
Sayang sekali, ketika saatnya tiba
baginya untuk bergabung dengan
Angkatan Darat, ia ditolak oleh
karena memiliki telapak kaki rata.
Setelah berulang kali berusaha, ia
kemudian melepaskan hasratnya
untuk menjadi jenderal dan untuk
hal itu ia mempersalahkan Tuhan
yang tidak menjawab doanya. Ia
merasa seperti berada seorang
diri, dengan perasaan yang kalah,
dan di atas segalanya, rasa amarah
yang belum pernah dialaminya
sebelumnya.
Amarah yang mulai ditujukannya
terhadap Tuhan. Ia tahu bahwa
Tuhan ada, namun tidak
mempercayaiNya lagi sebagai
seorang sahabat, tetapi sebagai
seorang tiran (penguasa yang
lalim). Ia tidak pernah lagi berdoa
atau melangkahkan kakinya ke
dalam gereja. Ketika orang-orang
seperti biasanya berbicara tentang
Tuhan yang Maha Pengasih, maka
ia akan mengejek dan menanyakan
pertanyaan-pertanya an rumit yang
akan membuat orang-orang percaya
itu kebingungan.
Ia kemudian memutuskan untuk
masuk perguruan tinggi dan
menjadi dokter. Dan begitulah, ia
menjadi dokter dan beberapa
tahun kemudian menjadi seorang
ahli bedah yang handal. Ia
menjadi pelopor di dalam
pembedahan yang berisiko tinggi
dimana pasien tidak memiliki
kemungkinan hidup lagi apabila
tidak ditangani oleh ahli bedah
muda ini. Sekarang, semua
pasiennya memiliki kesempatan,
suatu hidup yang baru.
Selama bertahun-tahun, ia telah
menyelamatkan beribu-ribu jiwa,
baik anak-anak maupun orang
dewasa. Para orang tua sekarang
dapat tinggal dengan berbahagia
bersama dengan putra atau putri
mereka yang dilahirkan kembali,
dan para ibu yang sakit parah
sekarang masih dapat mengasihi
keluarganya. Para ayah yang
hancur hati oleh karena tak
seorangpun yang dapat
memelihara keluarganya setelah
kematiannya, telah diberikan
kesempatan baru.
Setelah ia menjadi lebih tua maka
ia melatih para ahli bedah lain
yang bercita-cita tinggi dengan
tekhnik bedah barunya, dan lebih
banyak lagi jiwa yang
diselamatkan. Pada suatu hari ia
menutup matanya dan pergi
menjumpai Tuhan. Di situ, masih
penuh dengan kebencian, pria itu
bertanya kepada Tuhan mengapa
doa-doanya tidak pernah dijawab,
dan Tuhan berkata, "Pandanglah ke
langit, anakKu, dan lihatlah
impianmu menjadi kenyataan."
Di sana, ia dapat melihat dirinya
sendiri sebagai seorang anak laki-
laki yang berdoa untuk bisa
menjadi seorang prajurit. Ia
melihat dirinya masuk Angkatan
Darat dan menjadi prajurit. Di
sana ia sombong dan ambisius,
dengan pandangan mata yang
seakan-akan berkata bahwa suatu
hari nanti ia akan memimpin
sebuah resimen. Ia kemudian
dipanggil untuk mengikuti
peperangannya yang pertama, akan
tetapi ketika ia berada di kamp di
garis depan, sebuah bom jatuh
dan membunuhnya. Ia dimasukkan
ke dalam peti kayu untuk
dikirimkan kembali kepada
keluarganya. Semua ambisinya kini
hancur berkeping-keping saat
orang tuanya menangis dan terus
menangis.
Lalu Tuhan berkata, "Sekarang
lihatlah bagaimana rencanaKu
telah terpenuhi sekalipun engkau
tidak setuju." Sekali lagi ia
memandang ke langit. Di sana ia
memperhatikan kehidupannya, hari
demi hari dan berapa banyak jiwa
yang telah diselamatkannya. Ia
melihat senyum di wajah pasiennya
dan di wajah anggota keluarganya
dan kehidupan baru yang telah
diberikannya kepada mereka
dengan menjadi seorang ahli
bedah.
Kemudian di antara para
pasiennya, ia melihat seorang anak
laki-laki yang juga memiliki impian
untuk menjadi seorang prajurit
kelak, namun sayangnya dia
terbaring sakit. Ia melihat
bagaimana ia telah menyelamatkan
nyawa anak laki-laki itu melalui
pembedahan yang dilakukannya.
Hari ini anak laki-laki itu telah
dewasa dan menjadi seorang
jenderal. Ia hanya dapat menjadi
jenderal setelah ahli bedah itu
menyelamatkan nyawanya.
Sampai di situ, Ia tahu bahwa
Tuhan ternyata selalu berada
bersama dengannya. Ia mengerti
bagaimana Tuhan telah
memakainya sebagai alatNya untuk
menyelamatkan beribu-ribu jiwa,
dan memberikan masa depan
kepada anak laki-laki yang ingin
menjadi prajurit itu. (Diambil dari
Inspirational Christian Stories oleh
Vincent Magro-Attard)
Untuk dapat melihat kehendak
Tuhan digenapkan di dalam hidup
anda, anda harus mengikuti Tuhan
dan bukan mengharapkan Tuhan
yang mengikuti anda.
(Dave Meyer, Life In The Word, Juni
1997)
"Ia membuat segala sesuatu indah
pada waktunya.... " (Pengkotbah
3:11)
Apa yang kau alami kini, mungkin
tak dapat engkau mengerti, Satu
hal tanamkan di hati, indah semua
yang Tuhan beri. Tuhan-mu, tak
akan memberi ular beracun pada
yang minta roti, Cobaan yang
engkau alami takkan melebihi
kekuatanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar