Catching Fire

Flash


widgeo.net

Selasa, 01 Oktober 2013

Asal-Usul Hantu di Indonesia


Indonesia adalah negara nomor satu
yang paling kaya akan suku dan budaya,
keanekaragaman suku dan budaya
tersebut melahirkan banyak paham,
adat, dan pemahaman yang berbeda-
beda, perbedaan itu pula-lah yang
membuat indonesia yang juga kerap
dikenal dengan nama negara dengan
peringkat nomor satu dengan nama
keanekaragaman jenis hantu di tiap
daerahnya. Sekarang kita bahas sejarah
asal usul nama dari hantu yang beredar
selama era nenek moyang.
1. Hantu Sundel Bolong
Sundel bolong dalam mitos hantu
Indonesia digambarkan dengan wanita
berambut panjang dan bergaun panjang
warna putih. Digambarkan pula terdapat
bentukan bolong di bagian punggung
yang sedikit tertutup rambut
panjangnya sehingga organ-organ tubuh
bagian perut terlihat. Dimitoskan hantu
sundel bolong mati karena diperkosa dan
melahirkan anaknya dari dalam kubur.
Biasanya sundel bolong juga diceritakan
suka mengambil bayi-bayi yang baru
saja dilahirkan.
2. Hantu Genderuwo
Genderuwo adalah makhluk halus yang
berwujud manusia bertubuh besar dan
kekar dengan rambut lebat menutupi
tubuh. Genderuwo terutama dikenal
dalam masyarakat di Pulau Jawa (orang
Sunda menyebutnya "gandaruwo" dan
orang Jawa menyebutnya "gendruwo").
Habitat hunian kegemarannya adalah
pohon besar teduh atau sudut-sudut
yang lembab dan gelap. Makhluk ini
dilaporkan dapat berkomunikasi dengan
manusia dan juga bisa menyukai
manusia.
Cerita-cerita misteri menyebutkan kalau
genderuwo dapat mengubah penampakan
dirinya mengikuti wujud fisik seseorang.
Menurut cerita pula, genderuwo hanyalah
berkelamin pria dan dapat menghamili
perempuan, bahkan menghasilkan
keturunan dari hubungan itu. Asal-usul
genderuwo dikatakan berasal dari arwah
orang meninggal yang belum mau naik ke
akhirat. Genderuwo tidak dapat dilihat
oleh orang biasa tapi pada saat tertentu
dia dapat menampakkan dirinya bila
merasa terganggu.
3. Hantu Wewegombel
Wewe Gombel adalah sebuah istilah
dalam tradisi Jawa yang berarti roh
jahat atau hantu yang suka mencuri
anak-anak, tapi tidak mencelakainya.
Konon anak yang dicuri biasanya anak-
anak yang ditelantarkan dan diabaikan
oleh orang tuanya. Wewe Gombel
biasanya akan menakut-nakuti orang tua
si anak atas sikap dan perlakuannya
kepada anaknya sampai mereka sadar.
bila mereka telah sadar, Wewe Gombel
akan mengembalikan anaknya. Menurut
cerita, Wewe Gombel adalah roh dari
seorang wanita yang meninggal bunuh
diri lantaran dikejar masyarakat karena
telah membunuh suaminya. Peristiwa itu
terjadi setelah suami dari wanita itu
berselingkuh dengan wanita lain. Sang
suami melakukan hal itu karena istrinya
tak bisa memberikan anak yang sangat
diharapkannya. Akhirnya ia dijauhi dan
dibenci suaminya lalu dikucilkan sampai
menjadi gila dan gembel.
Disebut Wewe gombel karena kejadian in
terjadi di daerah Gombel, Semarang.
Jika kita berkendaraan dari arah
jatingaleh ke arah banyumanik, maka
akan terlihat bekas iklan bir bintang. Di
situlah konon letak lokasi wewe gombel
berada. Beberapa orang menyebutkan
bahwa lokasi tersebut adalah lokasi
kerajaan hantu. Menurut cerita itu pula,
hal itu yang menyebabkan sebuah hotel
yang terletak di dalam lokasi bukit
gombel menjadi bangkrut.
Ciri khas dari wewegombel atau kolong
wewe ini adalah bentuk buah dadanya
yang besar & menjumbai seperti buah
pepaya. Kabar lain mengatakan bahwa
anak-anak yang diculik oleh wewegombel
akan di beri makan Tai, tokai, atau kita
sebut saja dengan kotoran manusia. Jika
si anak tidak mau, maka terpaksa sia
anak akan suapin secara paksa.
Terkadang anak-anak yang diculik akan
dihalusinasi sehingga eek yang ia lihat
seolah-olah adalah makanan lezat yang
paling ia sukai/inginkan. tujuannya
adalah membuat anak menjadi bisu agar
tidak bisa menceritakan apa yang telah
ia alami ataupun bentuk dari wewegombel
yang menyeramkan tersebut.
4. Hantu Kuntilanak
Kuntilanak (bahasa Melayu: puntianak,
pontianak) adalah hantu yang dipercaya
berasal dari perempuan hamil yang
meninggal dunia atau wanita yang
meninggal karena melahirkan dan anak
tersebut belum sempat lahir. Nama
"kuntilanak" atau "pontianak"
kemungkinan besar berasal dari
gabungan kata "bunting" (hamil) dan
"anak".
Kota Pontianak mendapat namanya
karena konon Abdurrahman Alkadrie,
pendiri Kesultanan Pontianak, diganggu
hantu ini ketika akan menentukan
tempat pendirian istana.
Dalam folklor Melayu, sosok kuntilanak
digambarkan dalam bentuk wanita cantik
yang punggungnya berlubang. Kuntilanak
digambarkan senang meneror penduduk
kampung untuk menuntut balas.
Kuntilanak sewaktu muncul selalu diiringi
harum bunga kamboja. Konon laki-laki
yang tidak berhati-hati bisa dibunuh
sesudah kuntilanak berubah wujud
menjadi penghisap darah. Kuntilanak
juga senang menyantap bayi dan melukai
wanita hamil.
Berdasarkan kepercayaan dan tradisi
masyarakat Jawa, kuntilanak tidak akan
mengganggu wanita hamil bila wanita
tersebut selalu membawa paku, pisau,
dan gunting bila bepergian ke mana saja.
Hal ini menyebabkan seringnya ditemui
kebiasaan meletakkan gunting, jarum
dan pisau di dekat tempat tidur bayi.
Menurut kepercayaan masyarakat
Melayu, benda tajam seperti paku bisa
menangkal serangan kuntilanak. Ketika
kuntilanak menyerang, paku ditancapkan
di lubang yang ada di belakang leher
kuntilanak. Sementara dalam
kepercayaan masyarakat Indonesia
lainnya, lokasi untuk menancapkan paku
bisa bergeser ke bagian atas ubun-ubun
kuntilanak.
5. Hantu Pocong
Dikatakan, pocong memiliki wajah
berwarnah hijau dengan mata yang
kosong. Penggambaran lain menyatakan,
pocong berwajah rata dan memiliki
lubang mata berongga atau tertutup
kapas dengan wajah putih pucat. Mereka
yang percaya akan adanya hantu ini
beranggapan, pocong merupakan bentuk
protes dari si mati yang terlupa dibuka
ikatan kafannya sebelum kuburnya
ditutup.
Meskipun pocong dalam film sering
digambarkan bergerak melompat-lompat,
mitos tentang pocong malah menyatakan
pocong bergerak melayang-layang. Hal
ini bisa dimaklumi, sebab di film-film
pemeran pocongk tidak bisa
menggerakkan kakinya sehingga
berjalannya harus melompat-lompat.
Keadaan ini pula yang menimbulkan
suatu pernyataan yang biasa dipakai
untuk membedakan pocong asli dan
pocong palsu dimasyarakat.
Kepercayaan akan adanya hantu pocong
hanya berkembang di Indonesia,
terutama di Jawa dan Sumatera.
Walaupun penggambarannya mengikuti
tradisi muslim, umat beragama lain pun
ternyata dapat mengakui eksistensi
hantu ini.
Menurut kepercayaan masyarakat,
hanya ada 2 cara untuk melepaskan diri
bila dikejar oleh pocong. cara pertama
adalah bersetubuh dengan bumi atau
yang biasa disebut tiarap sedangkan
cara kedua adalah jalan berkelok-kelok
layaknya cacing. Kedua cara ini diyakini
sangat efektif oleh masyarakat di
berbagai daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar