Mahabharata
Mahabharata adalah sebuah
karya sastra kuno yang ditulis oleh Begawan Byasa dari India. Buku ini terdiri
dari delapan belas kitab, maka dinamakan Astadasaparwa. Secara singkat, Mahabharata
menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara
sepupu mereka sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah
negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra dan
pertempuran berlangsung selama delapan belas hari
Kisah Mahabharata ini bertemakan tentang kisah para leluhur
Pandawa dan Korawa, Pandaw diundang oleh korawa untk bermain judi/dadu
di sebuah balairun atas rencana Duryodana. Karena usaha licik Sangkuni,
permainan dimenangkan selama dua kali oleh Korawa sehingga sesuai perjanjian,
Pandawa harus mengasingkan diri ke hutan selama 12 tahun dan setelah itu
melalui masa penyamaran selama 1 tahun. Selama masa 12 tahun
pengasingan diri di hutan. Arjuna pergi untuk mencari
senjata sakti, kemudian Arjuna bertapa di gunung
Himalaya dan mendapatkan snjata yang diinginkannya.Selama satu tahun penyamaran
Pandawa di Kerajaan Wirata setelah mengalami pengasingan selama 12 tahun.
Yudistira menyamar sebagai ahli agama, Bhima sebagai juru masak, Arjuna sebagai
guru tari, Nakula sebagai penjinak kuda, Sahadewa sebagai pengembala, dan
Dropadi sebagai penata rias. Setelah Pandawa memenhi perjanjian itu, Kresna yang bertindak
sebagai juru damai gagal merundingkan perdamaian dengan Korawa. Pandawa dan
Korawa mencari sekutu sebanyak-banyaknya di penjuru Bharatawarsha, dan hampir
seluruh Kerajaan India Kuno terbagi menjadi dua kelompok hal ini disebabkan karena perang keluarga Bharata (Bharatayuddha). Kemudian pertempuran di Kurukshetra dimulai hingga hari kehari,
setelah hari kesepuluh Resi Bhisma meninggal dunia karena usaha Arjuna yang
dibantu oleh Srikandi, dan Korawa mengangkat Bagawan Durna sebagai
panglima perang, Kemudian Bagawan Durna memiliki rencana untuk menangkap
Yudistira, namun usahanya gagal, lalu Bagawan Durna gugur di medan perang
karena dipenggal oleh Drestadyumna ketika ia sedang tertunduk lemas
mendengar kabar yang menceritakan kematian anaknya dan gugurnya Abimanyu serta Gatotkaca dalam peperangan
tersebut. Kemudian Karna diangkat sebagai panglima perang
oleh Duryodana setelah gugurnya Bhisma, Drona, dan sekutunya yang lain.
Akhirnya dalam peperangan tersebut Karna gugur di tangan
Arjuna dengan senjata Pasupati pada hari ketujuhbelas. Pada hari kedelapanbelas Salya diangkat sebagai panglima perang oleh
Korawa dan pada hari itu juga, Salya gugur di medan
perang. Setelah ditinggal sekutu dan saudaranya, Duryodana menyesali
perbuatannya dan hendak menghentikan pertikaian dengan para Pandawa. Hal itu
menjadi ejekan para Pandawa sehingga Duryodana terpancing untuk berkelahi
dengan Bima. Dalam perkelahian tersebut, Duryodana gugur, tapi ia sempat mengangkat
Aswatama sebagai panglima. Kemudian Aswatama
ingin pembalasan dendam kepada para Pandawa. Pada malam hari, ia
bersama Kripa dan Kertawarma menyusup ke dalam kemah pasukan Pandawa dan
membunuh banyak orang, kecuali para Pandawa. Setelah itu ia melarikan diri ke
pertapaan Byasa. Keesokan harinya ia disusul oleh Pandawa dan terjadi
perkelahian antara Aswatama dengan Arjuna. Byasa dan Kresna dapat menyelesaikan
permasalahan itu. Akhirnya Aswatama menyesali perbuatannya dan menjadi
pertapa. Lalu Yudistira menyelenggarakan upacara pembakaran
jenazah bagi mereka yang gugur dalam peperangan dan mempersembahkan air suci
kepada leluhur. Dan pada hari itu pula Dewi Kunti menceritakan
kelahiran Karna yang menjadi rahasia pribadinya selama
bertahun-tahun dan menceritakkan hal tersebut
kepada anak-anaknya. Setelah itu Yudistira marah dan ia mengutusemua
wanita agar tidak dapat menyimpan rahasia. Yudistirapun merasa bersalah karena
telah membunuh saudaranya sendiri dimedan pertempuran. Akhirnya ia diberi wejangan suci oleh Rsi Byasa dan Sri Kresna. Mereka
menjelaskan rahasia dan tujuan ajaran Hindu agar Yudistira dapat melaksanakan
kewajibannya sebagai Raja. Yudistira menyerahkan dirinya kepada Resi Bhisma untuk menerima
ajarannya. Bhisma mengajarkan tentang ajaran Dharma, Artha, aturan tentang
berbagai upacara, kewajiban seorang Raja, dan sebagainya. Akhirnya, Bhisma
meninggalkan dunia dengan tenang. Lalu
Drestarastra, Gandari, Kunti, Widura, dan Sanjaya pergi ke tengah hutan, untuk meninggalkan dunia ramai. Mereka menyerahkan tahta
sepenuhnya kepada Yudistira. Akhirnya Resi Narada datang membawa kabar bahwa
mereka telah pergi ke surga karena dibakar oleh api sucinya sendiri. Para Pandawa dan Drupadi pergi ke puncak gunung Himalaya, sementara tahta kerajaan diserahkan kepada
Parikesit cucu Arjuna. Dalam pengembaraannya, Dropadi dan para Pandawa (kecuali
Yudistira), meninggal dalam perjalanan. Yudistira yang mencapai puncak
gunung Himalaya dan dijemput untuk mencapai surga oleh Dewa Indra. Dalam
perjalanannya, ia ditemani oleh seekor anjing yang sangat setia. Ia menolak
masuk surga jika disuruh meninggalkan anjingnya sendirian. Si anjing
menampakkan wujudnya yang sebenanrnya, yaitu Dewa Dharma dan Yudistirapun mengikuti Dewa Indra untuk masuk surga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar